BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masyarakat
Indonesia dikenal sebagai masyarakat berbudaya yang tinggi etika dalam
pergaulan. Tapi belakangan ini hal tersebut mulai memudar dimakan budaya luar
yang mulai menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Pemahaman akan etika
banyak terlupakan bahkan tidak diketahui sama sekali oleh remaja yang menjadi
generasi penerus bangsa. Budaya tauran, gengster sudah tak asing lagi di
telinga kita saat ini. Bahkan banyak geng-geng putri yang mempunyai kebiasaan
memukul dan menganiaya anggotanya.
Etika
(tatakrama) merupakan kebiasaan yang benar dalam pergaulan. Kunci utama
penerapan etika adalah memperlihatkan sikap penuh sopan santun, rasa hormat
terhadap keberadaan orang lain dan mematuhi tatakrama yang berlaku pada
lingkungan tempat kita berada.
Tak
dipungkiri, manusia tidak bisa terlepas dari manusia yang lain. Artinya ia
mutlak membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Di sinilah, manusia tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan bertetangga. Islam pun telah menggariskan etika
sosial untuk menciptakan jalinan yang harmonis antar keluarga. Sehingga
kehidupan manusia terpenuhi atmosfer yang penuh dengan spirit tasaamuh
(toleransi), ta’awun (tolong menolong) dalam kebaikan dan taqwa. Penyakit
ananiyah (egoisme), su’uzhan (buruk sangka), tajassus (sikap memata-matai),
menggunjing aib orang lain, dan sederet akhlak tercela lainnya tidak endapatkan
tempat. Keamanan, ketentraman dan roda kehidupan yang didasari saling tepa
selira dan menghormati dapat semakin kokoh
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Etika perilaku
?
2. Apa
yang dimaksud dengan Etika perilaku dalam bertetangga ?
3. Apa
faktor penyebab ketidak harmonisan hidup dalam bertetangga ?
4.
Bagaimana konsep hidup
bertetangga ?
5. Bagaimana
seharusnya Etika pergaulan dalam bertetangga ?
6. Apa
manfaat Etika pergaulan di dalam bertetangga ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Etika
2. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan Etika perilaku bertetangga
3. Mengetahui
faktor-faktor penyebab ketidak
harmonisan hidup dalam bertetangga
4. Mengetahui Bagaimana konsep hidup dalam bertetangga
5. Mengetahui
bagaimana seharusnya etika pergaulan dalam bertetangga
6. Untuk
mengetahui manfaat dari etika pergaulan dalam bertetangga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etika
Etika adalah suatu kebiasaan yang benar dalam
pergaulan. Kunci utama penerapan etika adalah memperlihatkan sikap penuh sopan
santun, rasa hormat terhadap keberadaan orang lain dan mematuhi tatakrama yang
berlaku pada lingkungan tempat kita berada.
Dalam pergaulan terdapat Beberapa aturan sopan-santun:
1. Membiasakan mengucapkan salam jika bertemu muka dengan orang lain seperti
(assalamualaikum jika muslim, selamat pagi,
siang atau malam, apa kabar, dsb).
Atau dapat juga dengan melambaikan tangan
dan menganggukkan badan tersenyum.
2.
Bertutur kata dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa yang sopan mudah
dimengerti dan benar. Arahkan mata pada lawan bicara, tidak memotong
pembicaraan orang lain kecuali bila terpaksa, namun harus diawali dengan
permintaan maaf. Jangan berbicara dengan seseorang sambil mengerjakan pekerjaan
lain.
3.
Apabila dalam pertemuan, menghindari bicara secara berbisik-bisik dengan
seseorang. Menghindari membicarakan orang atau topik yang belum jelas
kebenarannya.
4.
Dalam bertetangga, mengusahakan menjalin dan menjaga hubungan baik. Memberikan
pertolongan dan perhatian kepada tetangga yang terkena musibah dalam
batas-batas yang wajar. Menetapkan pola hidup peduli terhadap lingkungan
misalnya membersihkan halaman, selokan dan sampah. Jika ingin menyelenggarakan
acara, sebaiknya tetangga diberitahu agar tidak merasa terganggu.
5.
Membiasakan berempati terhadap orang lain yang terkena musibah dengan menjenguk
jika sakit , mengunjungi rumahnya dan memberikan semangat serta mendoakannya.
B. Etika Pergaulan
dalam Bertetangga
Tetangga adalah sosok yang akrab dalam kehidupan
kita sehari-hari. Tak jarang, tetangga lebih tahu keadaan kita daripada kerabat
kita yang tinggal berjauhan. Saat kita sakit dan ditimpa musibah, tetanggalah
yang pertama membantu kita. Tak heran, jika Islam begitu menekankan untuk
berbuat baik kepada terangga, karena dampak hubungan yang harmonis antar
tetangga mendatangkan maslahat yang begitu besar.
Pengertian bertetangga adalah seseorang yang sangat
dekat dengan kita, dan kita sebagian seorang muslim yang apabila
benar-benar paham akan ajaran agamanya biasanya menjadi seorang yang
terbaik dalam berhubungan dengan tetangga, paling menghormati, paling baik
hati, dan baik budi pada mereka. Setiap orang yang rumahnya bertetangga dengan
kita harus dihormati sehingga dapat menimbulkan kerukunan setiap orang .
Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa
hidup sendirian melainkan masih membutuhkan sesamanya. Seorang muslim yang
menyadari ajaran-ajaran agamanya akan menjadi pribadi yang berjiwa sosial,
karena dia memiliki misi dalam hidupnya. Orang
yang memiliki misi dalam hidupnya tidak akan mempunyai pilihan lain kecuali
harus berhubungan dengan orang lain, bergaul dan berbaur dengan mereka serta
terlibat dalam kegiatan memberi dan menerima.
C.
Faktor Pendukung Ketidak Harmonisan Hidup Bertetangga
Setiap manusia pasti
mempunyai keinginan untuk selalu harmonis dalam menjalani
kehidupannya. Oleh karena itu agar hidup kita dengan tetangga selalu rukun
harus membiasakan melakukan kebaikan. Kalau ada saudara kita yang sedang mengalami hidup
kekurangan, wajib membantu meringankan
beban. Nilai
persaudaraan harus tetap dioptimalkan mulai dari aspek materi, sosial, hingga
yang bersifat individual seperti aib saudara kita yang harus wajib ditutupi
agar senantiasa tidak terjadi permusuhan dalam kehidupan bermasyarakat.
Bersikap dan berbuat baik pada tetangga adalah
sebagian dari perilaku mulia untuk mewujutkan tatanan kehidupan yang harmonis
dalam skala yang lebih luas tidak saja dilingkungan keluarga tapi juga dalam lingkungan
masyarakat, seseorang yang bisa menciptakan suasana keharmonisan dalam sebuah
keluarga, tapi selalu bermusuhan dengan tetangga tentu suatu keharmonisan yang
ada dalam sebuah keluarga.
D. Konsep Hidup Bertetangga
Konsep
hidup bertetangga salah satunya adalah jenguklah
tetanggamu ketika mereka sakit. Dalam menjenguk tetangga yang sakit ada
adab atau etika yang perlu diperhatikan:
1. Jangan banyak bertanya
2. Jangan lama-lama
3. Tenangkan, sabarkan dan doakan
4.Berikan makanan alakadarnya
Kalau
ada tetangga yang meninggal dunia, tolong libatkan diri. Sesibuk apapun dan dimanapun
bekerja, kalau mendengar ada tetangga yang meninggal maka luangkan waktu minimal 5 menit
tunjukkan kepedulian, jangan sampai terjebak dengan kesibukan yang tanpa henti,
datang kepada tetangga bila perlu telefon atasan “maaf pak saya terlambat
datang, karena ada tetangga yang meninggal”.
Kalau
ada tetanggamu yang meminjam sesuatu maka pinjamkanlah, dengan saling meminjam maka akan
ada interaksi yang membuat hubungan menjadi lebih baik. Hanya saja yang
meminjam harus tahu diri jangan sampai susah mengembalikan.
Kalau
ada tetangga yang mendapatkan kebahagiaan maka sebagai tetangga yang baik datangi
dan ikut senang dan ikut berbahagia. Inilah yang paling berat penyakit bermasyarakat, dimana
tidak siap menerima kemajuan dan kesuksesan orang lain. maka harus ikhlas
berkata sportif setiap tetangga memiliki kebahagiaan, kita pun ikut merasakan
kebahagiaannya itu. Bagaimana hidup bisa harmonis dengan tetangga kalau
tetangga dapat kemajuan kita jadi sakit bahkan sampai dirawat di rumah sakit.
E.
Manfaat etika pergaulan dalam
bertetangga
1. Akan
lebih dihargai tetangga
2. Kehidupan
bertetangga akan lebih hangat dan harmonis
3. Terhindarnya
konflik yang berarti
4. Akan
tercipta kerukunan dan rasa saling membantu
5. Timbulnya
empati kepada sesama tetangga
6. Terciptanya
rasa gotong royong
7. Timbul
keorganisasian yang bermanfaat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Etika
(tatakrama) merupakan kebiasaan yang benar dalam pergaulan. Kunci utama
penerapan etika adalah memperlihatkan sikap penuh sopan santun, rasa hormat
terhadap keberadaan orang lain dan mematuhi tatakrama yang berlaku pada
lingkungan tempat kita berada.
Dalam pergaulan
terdapat Beberapa aturan sopan-santun:
1.
Biasakanlah mengucapkan salam jika bertemu muka dengan orang lain
2.
Bertutur kata dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa yang sopan mudah
dimengerti dan benar.
3.
Apabila dalam pertemuan, hindari bicara secara berbisik-bisik dengan seseorang.
Hindari membicarakan orang atau topik yang belum jelas kebenarannya.
4.
Dalam bertetangga, usahakan menjalin dan menjaga hubungan baik.
5.
Biasakan berempati terhadap orang lain yang terkena musibah dengan menjenguk
jika sakit